Sabtu, 09 Maret 2013

fisiologi kala IV



BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Mochtar, 2002).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal atau persalinan spontan adalah bila bayi lahir dengan letak belakang kepala tanpa melalui alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Wiknjosastro, 2002). Jadi persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi yang telah cukup bulan melalui jalan lahir atau jalan lainnya, dengan bantuan atau tanpa bantuan. Macam-macam persalinan, yaitu :
  • Persalinan spontan : Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan sendiri dan melalui jalan lahir
  • Persalinan buatan    : Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar misalnya forcep
    • Persalinan anjuran  : Persalinan yang tidak dimulai sendiri, tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocyn / prostaglandin.
Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 1-2 jam setelah itu. Pemantauan pada kala IV: kelengkapan plasenta dan selaput ketuban  perkiraan pengeluaran darah, laserasi atau luka episiotomi pada perineum dengan perdarahan aktif. Keadan umum dan tanda-tanda vital ibu.Untuk mencegah perdarahan lebih lanjut.







BAB II
TINJAUAN TEORI

  1. PENGERTIAN

Kala IV adalah terjadi sejak plasenta lahir 1-2 jam sesudahnya,hal-hal ini yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali kebentuk normal.Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan taktil (masase) untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat.perlu juga diperhatikan bahwa plasenta telah lahir lengkap dan tidak ada yang tersisa sedikitpun dalam uterus serta benar-benar dijamin tidak terjadi perdarahan lanjut.

FISIOLOGI KALA IV
Selama 10 – 45 menit berikutnya setelah kelahiran bayi,uterus berkontraksi menjadi ukuran sangat kecil yang mengakibatkan perpisahan antara dinding uterus dan plasenta,dimana nantinya akan memisahkan plasena dari tempat lekatnya. Pelepasan plasenta membuka  sinus –sinus plasenta dan menyebabkan perdarahan. Akan tetapi , dibatasi sampai rata – rata 350 ml oleh mekanisme sebagai berikut : serabut otot polos uterus tersusun berbentuk angka delapan mengelilingin pembuluh – pembuluh darah ketika pembuluh darah tersebut melaluidinding uterus. Oleh karenaitu, kontraksi uterus setelah persalinan bayi menyempitkan pembuluh darah yang sebelumnya menyuplai darah ke plasenta.
Selama empat sampai lima minggu pertama setelah persalinan,uterus mengalami involusi beratnya menjadi kurang dari setengah berat segera setelah pascapersalinan dan dalam empat minggu uterus sudah sekecil seperti sebelum hamil. Selama permulaan involusi uterus, tempat plasenta pada permukaan endometrium mengalami autolisis, yang menyebabkan keluarnya sekter vagina yang dikenal sebagai lokian ( lochea ),yang diawali dengan lokia rubra hingga serosa, terus berlangsung sampai dengan satu setengah minggu.setelah itu,permukaan endrometrium akan mengalami reepitelisasi dan kembali ke kehidupan seks nongravid yang normal.

Setelah kelahiran bayi, kadar basal sekresi prolaktin kembali ke kadar sebelum hamil dalam beberapa minggu berikutnya. Akan tetapi , setiap ibu yang menyusui bayinya, isyarat saraf dari puting susu ke hipotalamus menyebabkan gelora sekresi polaktin hamper sepulah kali lipat yang berlangsung sekitar 1 jam, sebaliknya prolaktin atas payudara untuk menyiapkan susu bagi periode penyusuan berikutnya.bila prolaktin ini tidak ada, jika ia dihambat akibat kerusakan hipotalamus atau hipofisis, atau jika menyusui tidak kontinu, maka payudara kehilangan kesanggupan untuk mengasilkan susu dalam beberapa hari, tapi produksi susu dapat kotinu selama beberapa tahun jika anak mengisap secarackotinu, tetapi normalnya kecepatan pembentukan sangat menurun dalam tujuh sampai Sembilan bulan.
Bila bayi  mengisap susu, impuls sencoris dihantarkan melalui saraf somatic ke medulla spinalis dan kemudian ke hipotalamus. Hormone ini mengalir dalam darah menuju kelenjar mammae menyebabkan sel – sel mioepitel yang mengelilingin dinding luar alveoli berkontraksi dan memeras susu dari alveoli ke duktus. Jadi, dalam 30 detik – 1 menit setelah bayi menghisap kelenjar mammae, susu mulai mengalir. Proses ini dinamakan ejeksi susu atau pengeluaran susu yang disebabkan oleh gabungan reflek neourogenik dan hormon oksitosin.
Hal ini juga berdampak pada kontraksi uterus dan berdampak pada proses involusi perdarahan pascapersalinan.

Fisiologi kala IV
*      Tanda vital
Dalam 2 pertama setelah persalinan, tekanan darah, nadi, dan pernapasan akan berangsur kembali normal.suhu pasien  biasanya akan mengalami sedikit peningkatatn, tapi masih dibawah 380C, hal ini sebab kan oleh kurangnya cairan dan kelelahan. Jika intake  cairan baik, maka suhu akan berangsur normal kembali setelah dua jam.

*      Gemetar
Kadang di jumpai pasien pascapersalinan mengalami gemetar,hal ini normal sepanjang suhu kurang dari 380C dan tidak dijumpain tanda – tanda infeksi lain. Gemetar terjadi karena hilangnya keteganggan dan jumlah energy selama melahirkan dan merupakan respon fisiologis terhadap penurunan volume intraabdominal serta pergeseran hematologi.
*      Sistem gastrointestinal
Selama dua jam pascapersalinan kadang dijumpai pasien merasa mual sampai muntah, atasi hal ini dengan posisi tubuh yang memungkinkan dapat mencegah terjadinya aspirasi corpus aleanum kesaluran pernapasan dengan setengah duduk atau duduk ditempat tidur. Perasaan haus pasti dirasakan pasien , oleh karena itu hidrasi sangat penting diberikan untuk mencegah dehidrasi.

*      System renal
Selama 2 – 4 jam pascapersalinan kadung kemih masih dalam keadaan hipotonik akibat adanya alostaksis, sehingga sering dijumpai kandung kemih dalam keadaan penuh dan mengalami pembesaran. Halini disebabkan oleh tekanan pada kandungkemih dan  uretra selama persalinan. Kondisi ini dapat diringankan dengan selalu mengusahakan kandung kemih kosong selama persalianan untuk mencegah trauma. Setelah melahirkan, kandung kemih sebaiknya tetap kosong guna mencegah uterus berubah posisi dan terjadi atoni.utreus yang berkontraksi dengan buruk meingkatkan perdarahan dan nyeri.

*      System kardiovaskular
selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk menampung aliran darah yang meningkat yang diperlukan plasenta dan pembuluh uterus. Penarikan kembali eksrogen menyebabakan dieresis yang terjadi secara cepat sehinggamengurangin volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2 – 4 jam setelah kelahiran bayi. Selama masa ini pasien mengeluarkan banyak sekali urin. Hilangnya penggesteran bantu ngurangin retensi   yang melekat,dengan meningkatnya vaskular pada jaringgan tersebut selama kehamilan bersama – sama dengan trauma masa persalinan. Pada persalinan per vagina kehilangan darah sekitar 200 – 500 ml sedangkan pada persalinan sc penggeluarannya dua kali lipat. Perubahan terdiri dari volume darah dan kadar hematokrit.
Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba – tiba. Volume pasien relative akan bertambah. Keaadaan ini akan menyebabkan beban jantung dan akan menimbulakan dekompensasio kordis pada pasien dengan viktum kardio. Keadaanini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan adanya hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti kondisi awal.

*      Serviks
Perubahan pada serviks terjadi segera setelah bayi lahir, bentuk servik agak menganga seperti corong. Bentuk ini disebab kan oleh corpus uterus yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontaksi sehingga seolah- olah pada perbatasan antra korpus dan serviks berbentuk semacam cincin.
Serviks berwarna merah kehitaman karena penuh dengan pembuluh darah. Konsistensi lunak, kadang- kadang terdapat laserasi atau perlukaan kecil. Kerena robekan kecil terjadi selama berdilatasi, maka serviks tidak akan pernah kembali lagi ke keadaan sebelum hamil. Muara serviks yang berdilatasi sampai 10 cm sewaktu persalinan akan menutup secara perlahan dan bertahap. Setelah bayi lahir tangan bisa masuk ke dalam rongga rahim, setelah 2 jam hanya dapat dimasuki 2 atau 3 jari.

*      Perineum
Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada hari kelima pasca melahirkan , perineum sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dibanding keadaan sebelum hamil.

*      Vulva dan vagina
Vuva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut kedua organ ini tetatap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur – angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.




*      Pengeluaran Asi
Dengan menurunya hormone eksrogen, progesterone, dan human plasenta lactogen hormon setelah plasenta lahir, prolaktin dapat berfungsi membentuk asih dan mengeluarkannya dalam aveoli bahkan sampai duktus kelenjar asi. Isapan langsung pada putting susu ibu menyebabkan reflek yang dapat mengeluarkan oksitoksin dari hipofisis sehingga mioepitel yang terdapat di sekitar alveoli dan duktus kelenjar asi berkontraksi dan mengeluarkan asi kedalam sinus yang disebut “let down reflex”.

Manfaat pemberian asi pada kala IV :
Isapan langsung pada putting susu ibu Menyebabkan reflex yang dapat mengeluarkan oksitosin dari hipofisis, sehingga ini akanmenambah kekuatan kontraksi uterus.




















BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan

Kala IV adalah dimulai sejak plasenta lahir 1-2 jam sesudahnya,hal-hal ini yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali kebentuk normal.Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan taktil (masase) untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat.perlu juga diperhatikan bahwa plasenta telah lahir lengkap dan tidak ada yang tersisa sedikitpun dalam uterus serta benar-benar dijamin tidak terjadi perdarahan lanjut. Perkiraan pengeluaran darah, laserasi atau luka episiotomi serta pemantauan dan evaluasi lanjut  juga perlu diperhatikan.
2.      Saran
a.       Masyarakat
Bagi suami maupun keluarga diharapkan agar lebih aktif, turut serta dalam menjaga kesehatan ibu. Dan dapat memberikan secara psikis maupun moril terhadap ibu yang mengalami masa post partum.Mendukung kinerja pemerintah dalam menurunkan AKI.
Saran yang dapat diberikan pada ibu yang mengalami penjahitan pada daerah perinium, yaitu :
  • Menjaga perineum ibu selalu dalam keadaan kering dan bersih.
  • Menghindari penggunaan obat-obat tradisional pada lukanya.
  • Mencuci perineum dengan air sabun dan air bersih sesering mungkin.
  • Menyarankan ibu mengkonsumsi makanan dengan gizi yang tinggi.
  • Menganjurkan banyak minum.
  • Kunjungan ulang dilakukan 1 minggu setelah melahirkan untuk memeriksa luka jahitan.

b.      Pemerintah
Bagi pemerintah diharapkan agar berupaya meningkatkan pemberdayaan tenaga kesehatan khususnya Bidan, agar persalinan dapat ditangani oleh tenaga ahli secara komprehensip untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi agar terlaksana dengan baik.


c.       Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan diharapakan agar meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan asuhan kebidanan, serta lebih peka untuk mengidentifikasi tanda bahaya dalam persalinan agar dapat dengan segera ditangani.



























DAFTAR PUSTAKA

Marisa, saswita reni, rohani. 2011. asuhan kebidanan pada masa persalinan.jakarta: salemba medika.
Sulistyawati ari, nugraheny esti. 2010. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Jakarta: saleba medika.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar